Akhir pekan lalu saya dan adik pergi ke sebuah mall baru di
Jogja. Adik saya berniat untuk membeli sepatu. Sampai disana kami langsung
menuju rak-rak tempat mendisplay sepatu. Mall ini memiliki relatif banyak koleksi
dibanding mall yang berdiri lebih dulu di Jogja, jadilah kami thawaf (baca:
keliling berkali-kali) hanya untuk mencari sepatu yang pas di kaki, pas di dompet,
dan pas di hati (hehehe).
Ditengah keseruan kami membandingkan beberapa model sepatu,
tiba-tiba... (jeng jeng jeng!) datang mbak-mbak cantik menyapa
kami. Si mbak cantik membawa struk belanja dan menawari kami voucher
belanja. Dua detik pertama kami melongo karena tidak paham, kami berperasangka
buruk pada Si mbak cantik! Tapi ternyata, Si mbak cantik nan baik
hati itu menawarkan voucher belanja yang didapatnya dari berbelanja sejumlah
nominal kepada kami. Nih mba, lumayan lo seratus ribu buat belanja hari ini,
katanya. Kami pun mendadak tersadar dari kebingungan dan mengucapkan ‘terima
kasih’ nyaris bersamaan. Setelah itu, apa yang terjadi saudara-saudara?
Dengan berbekal voucher seratus ribu, kami sibuk memilih
sepatu. Kami membayar di kasir, dan mendapatkan voucher belanja kembali.
Aha! Kembalilah kami memilih sepatu dan membayar. Lagi-lagi si mbak
kasir memberi kami voucher belanja, kali ini voucher sebesar lima puluh
ribu.
Kalau begini terus nggak habis-habis mbak, kata adik
saya pasrah karena isi dompet sudah menipis (hihihi). Akhirnya kami
memutuskan untuk memberikan voucher belanja itu kepada seorang ibu yang juga
sedang melihat-lihat sepatu. Fiuh! Akhirnya kami pulang dengan membawa beberapa
pasang sepatu dan yang terpenting adalah kami terbebas dari ‘kutukan voucher
belanja’. :)))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar