Percakapan
1
T : “Bu, kamu dimana?”
S : “Di rumah, kenapa?”
T :
“Alhamdulillah, aku liat ada orang di pos polisi depan Gramedia. Mirip kamu.
Pake sepatu crocs. Jaket pink kayak punyamu!”
Pake sepatu crocs. Jaket pink kayak punyamu!”
S :
“Tenang, aku aman bu! Tadi siang memang ke Gramedia.
Tapi sekarang udah di rumah."
Tapi sekarang udah di rumah."
T : “Ooo, yo wes.. Aku takut kalo
kenapa-kenapa”
Jam 9 malam, dan teman saya tiba-tiba menelepon! Kami memang sudah lama tidak bertemu karena kesibukan masing-masing, dan berkat telepon itu membuat saya jadi meleleh! :p
Bagaimana tidak? Sudah
berbulan-bulan tidak pernah bertemu tapi dia masih ingat gaya berpakaian saya.
:D
Sudah 10 tahun lebih
kami berteman. Sebagai seorang introvert saya hanya memiliki beberapa sahabat
dekat. Dan dia sahabat yang begitu perhatian menelpon untuk memastikan saya
tidak berada dalam masalah adalah benar-benar seorang sahabat yang
sesungguhnya!
Percakapan
2
S: Bla bla bla bla
bla bla (saya menceritakan rencana yang akan saya ambil sebagai bagian dari
pengembangan diri saya)
T: “Wah! Aku kalah
donk!” (ekspresi muka sebal)
S: (Eh. Kok gitu? -dalam
hati penuh tanda tanya-)
Berteman kok mikirin
kalah menang! Ikut lomba balap karung aja sih! :p
Model pertemanan
seperti ini kurang sehat menurut saya.
Pertemanan bukan
perkara kalah atau menang.
Kata orang bijak berteman itu harus saling support, saling
memberikan dukungan, karena pertemanan itu bukan pertandingan. Betul betul
betul?
T: “Halo, gimana
kabarnya? Lagi apa? Sibuk apa sekarang? Kerja dimana? Sudah nikah belum?”
S: Zzzzzz (pura-pura
tidur)
Percakapan khas
teman lama.
Ya sudahlah, saya menyanyi saja:
“Persahabatan bagai kepompong... lalalalala lalalalalalala (Eh! lupa liriknya)”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar