23 Desember 2014

Persahabatan Bagai Kepompong



Percakapan 1
T : “Bu, kamu dimana?”
S : “Di rumah, kenapa?”
T : “Alhamdulillah, aku liat ada orang di pos polisi depan Gramedia. Mirip kamu.   
Pake sepatu crocs. Jaket pink kayak punyamu!”
S : “Tenang, aku aman bu! Tadi siang memang ke Gramedia. 
Tapi sekarang udah di rumah."
T : “Ooo, yo wes.. Aku takut kalo kenapa-kenapa”
S : (Wah, so sweet...)

Jam 9 malam, dan teman saya tiba-tiba menelepon! Kami memang sudah lama tidak bertemu karena kesibukan masing-masing, dan berkat telepon itu membuat saya jadi meleleh! :p
Bagaimana tidak? Sudah berbulan-bulan tidak pernah bertemu tapi dia masih ingat gaya berpakaian saya. :D
Sudah 10 tahun lebih kami berteman. Sebagai seorang introvert saya hanya memiliki beberapa sahabat dekat. Dan dia sahabat yang begitu perhatian menelpon untuk memastikan saya tidak berada dalam masalah adalah benar-benar seorang sahabat yang sesungguhnya!

Percakapan 2
S: Bla bla bla bla bla bla (saya menceritakan rencana yang akan saya ambil sebagai bagian dari pengembangan diri saya)
T: “Wah! Aku kalah donk!” (ekspresi muka sebal)
S: (Eh. Kok gitu? -dalam hati penuh tanda tanya-)

Berteman kok mikirin kalah menang! Ikut lomba balap karung aja sih! :p

Model pertemanan seperti ini kurang sehat menurut saya.
Pertemanan bukan perkara kalah atau menang. 
Kata orang bijak berteman itu harus saling support, saling memberikan dukungan, karena pertemanan itu bukan pertandingan. Betul betul betul?

Percakapan 3
T: “Halo, gimana kabarnya? Lagi apa? Sibuk apa sekarang? Kerja dimana? Sudah nikah belum?”
S: Zzzzzz (pura-pura tidur)

Percakapan khas teman lama. 
Ya sudahlah, saya menyanyi saja: 
“Persahabatan bagai kepompong... lalalalala lalalalalalala (Eh! lupa liriknya)”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar