Tere Liye, novelis
kondang yang novelnya laris seperti kacang goreng pernah menulis di FB nya:
Pergilah melihat dunia, kunjungi lembah-lembah luas, lereng-lereng gunung. Datangilah padang-padang rumput, padang-padang pasir. Lihatlah kota-kota gemerlap, desa-desa damai tenteram. Bukan karena dengan begitu, kita akan mengerti banyak hal. Bukan pula kita akan jadi lebih tahu banyak hal. Apalagi jadi punya koleksi foto-foto keren di tanah orang. Di atas segalanya, saat kita kembali, sungguh, kita akan menjadi 'orang yang berbeda'. Jangan habiskan waktu di jendela rumah/kantor/kendaraan yg sama setiap hari. Apalagi jangan habiskan waktu di jendela HP, laptop gagdet saja. Perjalanan menunggu di luar sana.
Nah kan, disuruh
jalan-jalan sama Om Tere Liye.
Jalan-jalan memang
seru, tapi mendaki gunung itu bisa bikin kecanduan! Walaupun naiknya penuh
perjuangan, capek, keringetan, pegel-pegel. Belum lagi kalau mendakinya malam
hari, sudah gelap, jatuh sampai lecet, sampai di puncak kedinginan pula. Terus
serunya dimana?
Serunya kalau pas
pagi hari melihat matahari terbit dan bukit-bukit indaaah yang seperti ini nih!
Salah satu sisi pemandangan di Puncak Gunung Prau |
Itu foto pendakian
kedua saya, sebelumnya pernah mendaki gunung juga di Jawa Timur.
Gunung Prau (2565 mdpl) letaknya di dataran tinggi Dieng, kabupaten
Wonosobo – Jawa Tengah, 3 jam perjalanan dari Jogja dengan motor. Saya adalah pendaki
gunung amatir, sama sekali tidak tahu ilmu pendakian. Berangkat naik gunung
seperti mau berangkat piknik! Tidak ada persiapan apapun, kecuali bekal
seadanya dan jaket. Untunglah, ikut teman-teman Mapala yang persiapannya super
duper komplit, jadi saya tidak tersesat, kedinginan dan kelaparan. :D
Butuh waktu kurang lebih 3 jam
untuk sampai ke puncak Gunung Prau, untuk pendaki profesional sih ini mudah!
Tapi, untuk saya si pendaki amatir? Sudah jangan tanya. Jalan sebentar juga
langsung ngos-ngosan kehabisan nafas, jadi banyak berhenti –beristirahat- di
tengah pendakian. Tapi setelah sampai di puncak, rasanya, legaaa!
Turun gunung
ternyata juga tidak semudah yang dibayangkan. Sama pegelnya seperti pas naik. Tapi,
kalau melihat pemandangan yang hijau, sejuk seperti ini.
Foto diambil dari lereng Gunung Prau |
Pegel-pegel mendadak
hilang. :D
Dulu saya termasuk
orang yang bertanya-tanya, apa sih serunya naik gunung? Dan sekarang saya bisa
menjawab, naik gunung itu seru!!! :D
Oiya, mendaki gunung itu
seperti perjuangan seseorang untuk mencapai sesuatu. Cita-cita misalnya. Penuh
perjuangan, capek, berdarah-darah (halah lebay!). Dan ketika sudah sampai di
puncak, ini sama artinya seperti ketika seseorang sudah mencapai cita-citanya.
Di puncak gunung, alam sekelilingnya akan terlihat begitu menakjubkan! Bahkan
jalan terjal berkelok-kelok yang sebelumnya kita lalui dengan susah payah pun
tampak begitu indah!
Nah, begitulah
pendapat saya yang sok filosofis ini tentang mendaki gunung.
Bagaimana dengan
anda? Sudah pernah mendaki gunung? :)
Saya blom pernah yang gunung beneran. Mo coba aah...
BalasHapusMendaki Fuji-san Kak.. :D
Hapushmm ... lagi mengumpulkan motivasi ..
HapusYa sudah bukit di belakang sekolah Nobita saja :)))
Hapusdah pernah..
Hapuscool..!
Hapus