13 Februari 2015

Pendaki Gunung Amatir

Tere Liye, novelis kondang yang novelnya laris seperti kacang goreng pernah menulis di FB nya:

Pergilah melihat dunia, kunjungi lembah-lembah luas, lereng-lereng gunung. Datangilah padang-padang rumput, padang-padang pasir. Lihatlah kota-kota gemerlap, desa-desa damai tenteram. Bukan karena dengan begitu, kita akan mengerti banyak hal. Bukan pula kita akan jadi lebih tahu banyak hal. Apalagi jadi punya koleksi foto-foto keren di tanah orang. Di atas segalanya, saat kita kembali, sungguh, kita akan menjadi 'orang yang berbeda'. Jangan habiskan waktu di jendela rumah/kantor/kendaraan yg sama setiap hari. Apalagi jangan habiskan waktu di jendela HP, laptop gagdet saja. Perjalanan menunggu di luar sana.
Nah kan, disuruh jalan-jalan sama Om Tere Liye. 

Jalan-jalan memang seru, tapi mendaki gunung itu bisa bikin kecanduan! Walaupun naiknya penuh perjuangan, capek, keringetan, pegel-pegel. Belum lagi kalau mendakinya malam hari, sudah gelap, jatuh sampai lecet, sampai di puncak kedinginan pula. Terus serunya dimana?

Serunya kalau pas pagi hari melihat matahari terbit dan bukit-bukit indaaah yang seperti ini nih!
Salah satu sisi pemandangan di Puncak Gunung Prau

Itu foto pendakian kedua saya, sebelumnya pernah mendaki gunung juga di Jawa Timur.

Gunung Prau (2565 mdpl) letaknya di dataran tinggi Dieng, kabupaten Wonosobo – Jawa Tengah, 3 jam perjalanan dari Jogja dengan motor. Saya adalah pendaki gunung amatir, sama sekali tidak tahu ilmu pendakian. Berangkat naik gunung seperti mau berangkat piknik! Tidak ada persiapan apapun, kecuali bekal seadanya dan jaket. Untunglah, ikut teman-teman Mapala yang persiapannya super duper komplit, jadi saya tidak tersesat, kedinginan dan kelaparan. :D

Butuh waktu kurang lebih 3 jam untuk sampai ke puncak Gunung Prau, untuk pendaki profesional sih ini mudah! Tapi, untuk saya si pendaki amatir? Sudah jangan tanya. Jalan sebentar juga langsung ngos-ngosan kehabisan nafas, jadi banyak berhenti –beristirahat- di tengah pendakian. Tapi setelah sampai di puncak, rasanya, legaaa! 

Turun gunung ternyata juga tidak semudah yang dibayangkan. Sama pegelnya seperti pas naik. Tapi, kalau melihat pemandangan yang hijau, sejuk seperti ini. 
Foto diambil dari lereng Gunung Prau
Pegel-pegel mendadak hilang. :D

Dulu saya termasuk orang yang bertanya-tanya, apa sih serunya naik gunung? Dan sekarang saya bisa menjawab, naik gunung itu seru!!! :D

Oiya, mendaki gunung itu seperti perjuangan seseorang untuk mencapai sesuatu. Cita-cita misalnya. Penuh perjuangan, capek, berdarah-darah (halah lebay!). Dan ketika sudah sampai di puncak, ini sama artinya seperti ketika seseorang sudah mencapai cita-citanya. Di puncak gunung, alam sekelilingnya akan terlihat begitu menakjubkan! Bahkan jalan terjal berkelok-kelok yang sebelumnya kita lalui dengan susah payah pun tampak begitu indah!

Nah, begitulah pendapat saya yang sok filosofis ini tentang mendaki gunung. 

Bagaimana dengan anda? Sudah pernah mendaki gunung? :)

6 komentar: