17 Januari 2015

Dusun Damai


Robbij’alni muqiimash sholaati wa min dzurriyyati
Robbanaa wa taqobbal du’aa
Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku
(QS. Ibrahim : 40)
Setiap membaca doa ini pikiran saya jadi melayang ke sebuah dusun yang terletak di kabupaten Gunungkidul. Tempat saya Kuliah Kerja Nyata beberapa waktu lalu. Dusun yang asri dan tenang. 


Anak-anak 'Dusun Damai'

Banyak orang bilang di Gunungkidul air susah. Tapi tidak di dusun ini, disini air melimpah. Warga desa secara swadaya mengelola sumur diesel yang secara berkala mendistribusikan air ke rumah warga melalui pipa-pipa. Jika kebetulan air di bak mandi kosong dan kran sudah tidak menyala, saya cukup mengangkut air dari bak tampungan utama yang dibuat di dekat dapur. Dekat, tapi kadang ngos-ngosan juga karena dapur disini luas. Seukuran 3 kali kamar saya yang panjangnya 3 meter!

Warga dusun ini super duper ramah. Saling sapa ketika berpapasan masih sangat membudaya. Suatu kali ketika saya berjalan dari langgar (masjid kecil), seorang bapak yang pulang dari ladang menyapa saya ‘Kondur Mbak, kok piyambakan?’ (Pulang Mbak, kok sendirian?) Saya menjawab ‘Inggih’ sambil tersenyum semanis mungkin. Setelah itu sepanjang jalan sampai rumah pamong, saya bertanya-tanya di dalam hati; siapa sih saya ini? bukan siapa-siapa tapi seorang bapak yang lebih tua dari saya memakai bahasa Jawa kromo untuk menyapa saya. Kondur adalah bahasa Jawa kromo yang artinya pulang. Bahasa Jawa kromo hanya digunakan untuk orang yang lebih tua atau lebih dihormati. 

Pergi ke langgar adalah salah satu hal yang menyenangkan kala itu. Banyak ilmu yang bisa saya dapat dengan bertemu warga disana. Saya kagum dengan seorang bapak yang menjadi imam langgar. Meskipun hidup di dusun, bermata pencaharian petani, tetapi ilmu agamanya begitu dalam. Setiap selesai shalat subuh beliau selalu memberikan ceramah keagamaan kepada jamaah. 

O iya, terus terang ketika pertama kali ke langgar ini saya kaget karena jamaahnya tidak sebanyak jamaah masjid di dekat rumah saya.Tapi jamaah langgar ini adalah para pembelajar sejati. Setiap kali berceramah, imam langgar akan membacakan satu ayat atau doa untuk dihafalkan bersama-sama. Salah satunya adalah ayat yang saya tulis diatas. Para jamaah yang tergolong tidak muda lagi berusaha menghafal bersama setiap hari selepas shalat subuh. 

Pesan dari imam langgar, bacalah doa ini sesering mungkin supaya kita dan anak cucu kita menjadi orang-orang yang menegakkan shalat dan tidak tergiur dengan iming-iming apapun untuk mengubah keyakinan, keimanan kita.

Merindukan dusun ini...
Semoga Yang Maha Esa selalu menjaga kedamaian di dusun ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar